KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Garis polisi dipasang untuk melindungi pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.
BANTUL, KOMPAS.com — Bentuk
crop circle yang ditemukan di Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (25/1/2011) siang, diperkirakan memiliki bentuk yang berbeda dengan fenomena serupa di Berbah, Sleman. Untuk melihat bentuknya secara utuh masih sulit karena tidak ada bukit di dekatnya.
Agus Miyanto, warga Srimartani, yang sempat menengok ke lokasi, mengatakan, agak sulit melihat pola keseluruhan
crop circle karena hanya melihat dari sisi samping. Ukurannya diperkirakan sekitar 30 meter-40 meter.
Namun, dilihat dari bentuknya, kemungkinan bantuknya bukan lingkaran utuh seperti
crop circle di persawahan Jogotirto, Berbah, Sleman. Ia memperkirakan bentuk
crop circle di Piyungan ini seperti alur daun yang kering. Polanya memanjang, bentuknya simetris dengan rebahan tanaman padi presisi.
Warga melaporkan temuan tersebut tadi siang sekitar pukul 13.00. Lokasi
crop circle berada di sekitar persawahan tepi jalan raya Piyungan-Prambanan, tepatnya Dusun Wanujoyo Kidul, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul. (
Tribun Jogja/Setya Krisna Sumargo)
http://sains.kompas.com/read/2011/01/25/16525017/Bentuk..quot.Crop.Circle.quot..Kedua.seperti.Daun
"Crop Circle" Dulu, Baru Angin Kencang
Penulis: Irene Sarwindaningrum | Editor: Tri Wahono
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Warga menaiki bukit untuk melihat pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.
BANTUL, KOMPAS.com — Sebagian pakar berbagai disiplin ilmu sempat memperkirakan bahwa
crop circle yang muncul di area persawahan di Berbah, Sleman, Yogyakarta, kemungkinan terbentuk oleh pusaran angin. Hal tersebut didasari laporan sebagian warga yang mengaku melihat angin berputar di sekitar lokasi.
Namun, fenomena berbeda terjadi di Piyungan, Bantul, tempat ditemukannya
crop circle kedua, Selasa (25/1/2011) siang ini. Menurut kesaksian warga sekitar, tidak ada angin kencang sebelum fenomena aneh tersebut ditemukan sekitar pukul 13.00. Hujan disertai angin justru terjadi setelah ditemukannya
crop circle tersebut lebih kurang mulai pukul 14.00.
Angin yang berembus tidak sebesar di dalam Kota Yogyakarta. Seperti dilaporkan, siang tadi wilayah tengah Kota Yogyakarta dilanda hujan deras disertai angin kencang sehingga sempat merobohkan papan reklame, pohon beringin di depan Gedung Agung, dan bahkan menara radio
Sonora di Ngampilan.
Meski demikian, ada seorang warga yang mengaku mendengar suara gemuruh sebelum
crop circle kedua itu ditemukan. Warga yang tinggal sekitar 100 meter dari lokasi ditemukannya
crop circle tersebut mendengar suara seperti pesawat terbang rendah sekitar pukul 09.00.
Crop circle kedua ini ditemukan di tepi jalan raya Piyungan-Prambanan, tepatnya Dusun Wanujoyo Kidul, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari
crop circle pertama di Berbah, Sleman. Bentuknya belum dapat dipastikan karena tidak ada bukit di dekatnya, tetapi diperkirakan seperti alur daun yang memanjang, tidak seperti
crop circle pertama di Berbah, Sleman, yang berupa lingkaran. Ukurannya pun sedikit lebih kecil.
http://sains.kompas.com/read/2011/01/25/17150965/.quot.Crop.Circle.quot..Dulu..Baru.Angin.Kencang..