Disaat Sukses dan bahagiaku














Sketsa CROP CIRCLE Sleman




Crop Circle diatas ini identik dengan simbol cakra pertama.
lambang muladhara cakra. Cakra pertama dalam ilmu meditasi. Cakra pertama ini merupakan pintu pembuka untuk membangkitkan energi naga Kundalini.

Crop Circle di Berbah Sleman ini, untuk membuatnya diperlukan sejumlah Lingkaran sebanyak +/- 22 lingkaran.
silahkan di Otak-atik lagi sehingga menjadi sempurna atau persis sama dengan yang ada di Berbah, Sleman ini. dibuat berdasarkan foto udara ;

http://www.tribunnews.com/2011/01/27/foto-foto-terbaru-crop-circles-berbah-dari-udara


Foto-foto Terbaru Crop Circles Berbah dari Udara

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Tim dari Teknik Geodesi UGM mengambil foto terbaru Crop Circle Berbah Yogyakarta dari udara, Kamis (27/1/2011). Dua foto hasil jepretan udara itu diberikan kepada Tribun Jogja.


Pola Aneh Berbah tak Simetris Sempurna (3)

I MADE ANDI ARSANA 
Dosen Geodesi UGM
Mahasiswa S-3 Wollongong University Australia 

PEMETAAN oleh Tim Teknik Geodesi UGM dengan pesawat aeromodeling berhasil mengungkap bentuk dan dimensi/ukuran CC secara akurat. 

Dengan ilmu dan teknologi fotogrametri yang dikemas dalam Rapid Imaging and Mapping System, dihasilkanlah sebuah peta foto udara yang dengannya bisa diukur dimensi/ukuran CC tersebut. 

Diketahui bahwa diameter lingkaran terbesar adalah 54 meter dan ada dua lingkaran kecil di sisi timur dan barat dengan jarak keduanya 67 meter. Seperti yang telah dilansir di beberapa media, diketahui juga bahwa bentuk CC itu ternyata tidak simetris sempurna. 

Sementara itu, ada pandangan bahwa seandainya CC itu merupakan jejak dari landasan sebuah pesawat/mesin, seharusnya bentuknya simetris sempurna. Tentu saja pandangan ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa desain suatu mesin/pesawat selalu simetris. 

Masuk akal, karena demikianlah umumnya desain mesin/pesawat hasil karya manusia atau makhluk planet bumi. Ini mengarahkan dugaan bahwa CC itu hasil karya manusia. Selain itu, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa CC memang bisa dibuat oleh manusia dengan alat yang sederhana.(*) 

http://jogja.tribunnews.com/2011/01/27/pola-aneh-berbah-tak-simetris-sempurna


CC inilah yang buat heboh Sleman - Jogjakarta











CROP CIRCLE Sleman, apakah dibuat oleh Manusia ?











CROP CIRCLE dilokasi Desa Jogotirto, Kabupaten Sleman.










Bersama kak Dhini dan Fandi, kami menyaksikan CROP CIRCLE yang dibuat oleh [UFO ???] foto di abadikan dari Bukit Suru, dilokasi Crop Circle di Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.


Crop Circle Tantangan bagi Dunia Sains

Headline
Foto: Istimewa
Oleh: Billy A. Banggawan
Teknologi - Selasa, 25 Januari 2011 | 12:34 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Pada 2002, Discovery Channel menugaskan lima teknisi aeronautic dan austronautic MIT untuk membuat Crop Circle (CC). Sukseskah?
Discovery Channel memberi syarat, mereka harus membuat CC paling tidak dengan tiga ciri. Yakni batang gandum tak patah, terdapat lubang uap pada batang gandum dan terdapat partikel besi berdiameter 10-50 mikrometer yang tersebar merata secara linear di formasi CC.
Kemudian, tim itu membuat sebuah CC dan berusaha memasukkan tiga syarat itu. Mereka menggunakan microwave emitter guna meningkatkan suhu batang gandum hingga berubah menjadi uap. Kemudian, mereka menggunakan flamethrower guna menyemprot partikel besi.
Namun ternyata, peralatan itu memakan terlalu banyak waktu dan tak efektif sehingga mereka terpaksa menggunakan pyrotechnic guna menyebarkan partikel besi secara merata.
Menggunakan teknologi canggih itu, teknisi MIT hanya dapat membuat dua ciri sempurna. Ciri ketiga tak tersebar merata. Tak hanya di Inggris, reproduksi CC juga pernah dilakukan peneliti Jepang Y Ohtsuki.
Ia berhasil menciptakan karakter asli CC dengan cara menjatuhkan bola api plasma ke sebuah piringan yang ditaburi debu alumunium. Karakteristik sederhanapun butuh ilmu pengetahuan yang cukup rumit.
Pada suatu hari, peneliti berusaha mereproduksi CC dengan segala karakteristiknya menggunakan derek seberat 40 ton untuk memasang penerangan bisa bekerja di malam hari.
Atraksi itu menarik banyak penonton yang ingin tahu. CC asli muncul tanpa adanya atraksi dan keramaian seperti itu. CC muncul tiba-tiba. Sains modern pun masih belum bisa menjelaskan dengan sempurna fenomena ini. Bagaimana menurut Anda? [vin]

http://teknologi.inilah.com/read/detail/1175572/crop-circle-tantangan-bagi-dunia-sains


Bentuk "Crop Circle" Kedua seperti Daun

Editor: Tri Wahono

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Garis polisi dipasang untuk melindungi pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.

BANTUL, KOMPAS.com Bentuk crop circle yang ditemukan di  Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (25/1/2011) siang, diperkirakan memiliki bentuk yang berbeda dengan fenomena serupa di Berbah, Sleman. Untuk melihat bentuknya secara utuh masih sulit karena tidak ada bukit di dekatnya.
Agus Miyanto, warga Srimartani, yang sempat menengok ke lokasi, mengatakan, agak sulit melihat pola keseluruhan crop circle karena hanya melihat dari sisi samping. Ukurannya diperkirakan sekitar 30 meter-40 meter.
Namun, dilihat dari bentuknya, kemungkinan bantuknya bukan lingkaran utuh seperti crop circle di persawahan Jogotirto, Berbah, Sleman. Ia memperkirakan bentuk crop circle di Piyungan ini seperti alur daun yang kering. Polanya memanjang, bentuknya simetris dengan rebahan tanaman padi presisi.
Warga melaporkan temuan tersebut tadi siang sekitar pukul 13.00. Lokasi crop circle berada di sekitar persawahan tepi jalan raya Piyungan-Prambanan, tepatnya Dusun Wanujoyo Kidul, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul. (Tribun Jogja/Setya Krisna Sumargo)
http://sains.kompas.com/read/2011/01/25/16525017/Bentuk..quot.Crop.Circle.quot..Kedua.seperti.Daun


"Crop Circle" Dulu, Baru Angin Kencang  
Penulis: Irene Sarwindaningrum | Editor: Tri Wahono

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Warga menaiki bukit untuk melihat pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.

BANTUL, KOMPAS.com Sebagian pakar berbagai disiplin ilmu sempat memperkirakan bahwa crop circle yang muncul di area persawahan di Berbah, Sleman, Yogyakarta, kemungkinan terbentuk oleh pusaran angin. Hal tersebut didasari laporan sebagian warga yang mengaku melihat angin berputar di sekitar lokasi.
Namun, fenomena berbeda terjadi di Piyungan, Bantul, tempat ditemukannya crop circle kedua, Selasa (25/1/2011) siang ini. Menurut kesaksian warga sekitar, tidak ada angin kencang sebelum fenomena aneh tersebut ditemukan sekitar pukul 13.00. Hujan disertai angin justru terjadi setelah ditemukannya crop circle tersebut lebih kurang mulai pukul 14.00.
Angin yang berembus tidak sebesar di dalam Kota Yogyakarta. Seperti dilaporkan, siang tadi wilayah tengah Kota Yogyakarta dilanda hujan deras disertai angin kencang sehingga sempat merobohkan papan reklame, pohon beringin di depan Gedung Agung, dan bahkan menara radio Sonora di Ngampilan.
Meski demikian, ada seorang warga yang mengaku mendengar suara gemuruh sebelum crop circle kedua itu ditemukan. Warga yang tinggal sekitar 100 meter dari lokasi ditemukannya crop circle tersebut mendengar suara seperti pesawat terbang rendah sekitar pukul 09.00.
Crop circle kedua ini ditemukan di tepi jalan raya Piyungan-Prambanan, tepatnya Dusun Wanujoyo Kidul, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari crop circle pertama di Berbah, Sleman. Bentuknya belum dapat dipastikan karena tidak ada bukit di dekatnya, tetapi diperkirakan seperti alur daun yang memanjang, tidak seperti crop circle pertama di Berbah, Sleman, yang berupa lingkaran. Ukurannya pun sedikit lebih kecil.
http://sains.kompas.com/read/2011/01/25/17150965/.quot.Crop.Circle.quot..Dulu..Baru.Angin.Kencang..


BATAN Ukur Kadar Radioaktif "Jejak UFO"

Fenomena Crop Circle / Editor: Tri Wahono

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Warga menaiki bukit untuk melihat pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.

 
SLEMAN, KOMPAS.com - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Yogyakarta akhirnya menerjunkan ahlinya untuk meneliti kemungkinan area crop circle di Berbah, Sleman. Tim ke lokasi sejak Selasa (25/1/2011) siang. Tim yang beranggotakan M Yasid dan I Gede Sutresna itu akan meneliti tingkat kandungan radiasi partikel gamma, beta, dan alfa.
Menurut M Yasid, pihaknya akan mengukur kandungan udara di lokasi dan mengambil sampel tanah dan tanaman padi. Pihaknya akan meneliti apakah kandungan ketiga partikel tersebut aman atau tidak bagi pengunjung yang berada di tengah lokasi.
"Kalau radiasi partikel gamma bisa langsung tahu hasilnya tetapi untuk partikel beta dan alfa harus melalui penelitian laboratorium," katanya.
Hasil penelitian tingkat radioaktif ini akan di selesai diteliti sekitar sehari. "Mungkin hasil penelitian kandungan partikel beta dan alfa sudah bisa diketahui sore nanti atau besok pagi," jelasnya.
Sementara untuk hasil pengukuran radiasi partikel gamma di lokasi crop circle kandungannya normal. "Tidak ada anomali partikel gamma," jelasnya.
Nantinya, kalau hasilnya sudah diketahui kita bisa memutuskan apakah lokasi ini aman atau tidak bagi pengunjung.(Tribun Jogja/Hari Susmayanti)

http://sains.kompas.com/read/2011/01/25/13240144/Batan.Ukur.Kadar.Radioaktif..quot.Jejak.UFO.quot.